1.
Perubahan
Fase.
Pyrometer
Optik.
Pyrometer optik adalah sebuah instrumen pengukuran temperatur yang menggunakan
prinsip pancaran radiasi benda panas. Pyrometer optik secara visual
membandingkan tingkat kecerahan permukaan sebuah benda dengan referansi sebuah
sumber radiasi tertentu. Benda referensi yang digunakan biasanya berupa filamen
tungsten yang dipanaskan secara elektrik. Di dalam alat ini juga digunakan
sebuah filter warna merah sehingga secara visual didapatkan gelombang tertentu
yang dapat dikomparasi dengan titik referensi. Alat ini dapat menentukan
temperatur permukaan benda dengan angka emisivitas (ε) 1,0.
Prinsip Kerja Pyrometer Optik
Pyrometer optik sangat cocok digunakan untuk mengukur logam panas, karena jika alat ini dikalibrasi dengan
baik ia akan sangat sempurna mengukur temperatur logam di atas 1500oF (816oC). Sehingga alat ini sangat ideal untuk digunakan pada industri-industri yang melibatkan proses pemanasan logam seperti boiler, perlakuan panas untuk logam, dan lain sebagainya. Namun pyrometer optik tidak cocok jika digunakan untuk mengukur temperatur gas, karena gas panas tidak memancarkan radiasi secara kasat mata.
Pyrometer Radiasi. Logam
panas memancarkan radiasi dengan nilai tertentu yang besarnya ditangkap oleh
pyrometer jenis ini untuk menentukan temperatur logam tersebut. Pyrometer tipe
ini memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi, kepresisian, serta rentan
pembacaan temperatur yang lebih lebar. Alat ini sangat baik membaca temperatur
logam di atas 538oC.
Satu kelebihan yang peling penting dari akat ini adalah tidak dibutuhkannya
pembacaan temperatur secara visual, sehingga ia dapat dipasang di sebuah titik
yang tidak terjangkau oleh pandangan manusia, seperti di dalam furnace
boiler.
Thermocouple memiliki kelebihan seperti harganya yang murah, mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi sistem, awet, serta sederhana namun sangat responsif. Alat ini juga memungkinkan untuk mensentralisasi pembacaan temperatur, sehingga sejumlah thermocouple yang tersebar di beberapa tempat, hasil pembacaannya dapat diletakkan pada satu tempat tertentu. Thermocouple menjadi satu alat ukur yang paling banyak diterapkan di dunia industri terutama di pembangkit-pembangkit tenaga listrik.
Termometer tahanan ini memiliki tingkat kepresisian yang sangat baik, akurat, namun tidak dapat digunakan pada temperatur yang tinggi. Hal ini dikarenakan pada temperatur yang tinggi, rangkaian tahanan akan menjadi sangat mudah terkontaminasi oleh logam-logam lain yang akan menempel pada rangkaian tersebut, mengakibatkan pembacaan yang menjadi tidak akurat.
-
Fusi.
Beberapa zat kimia seperti merkuri dan air, memiliki suhu yang tetap
untuk mengalami perubahan fase dari padat menjadi cair. Sifat ini disebut fusi,
yang mana sangat cocok untuk dijadikan acuan skala alat pengukuran suhu.
Titik leleh atau cair materi-materi ini dijadikan acuan untuk batas bawah skala
alat ukur suhu. Salah satu aplikasi dari alat ukur yang menggunakan
metode ini adalah pyrometric cone. Alat ini menggunakan
campuran senyawa oksida dan kaca yang akan meleleh pada temperatur yang telah
ditentukan. Pyrometric cone umum digunakan pada
industri-industri keramik untuk mengukur temperatur furnace.
- Vaporisasi. Tekanan penguapan sebuah cairan bergantung kepada suhu. Pada saat sebuah cairan dipanaskan hingga mendidih, tekanan uap yang terbentuk sama dengan tekanan total permukaan cairan tersebut. Titik didih berbagai jenis zat kimia dapat digunakan sebagai acuan termometrik. Apabila cairan dan uap yang terbentuk berada di dalam sebuah bejana tertutup, maka kenaikan tekanan uap yang terjadi dapat digunakan untuk mengukur suhu menggunakan pressure gauge yang terkalibrasi.
- Vaporisasi. Tekanan penguapan sebuah cairan bergantung kepada suhu. Pada saat sebuah cairan dipanaskan hingga mendidih, tekanan uap yang terbentuk sama dengan tekanan total permukaan cairan tersebut. Titik didih berbagai jenis zat kimia dapat digunakan sebagai acuan termometrik. Apabila cairan dan uap yang terbentuk berada di dalam sebuah bejana tertutup, maka kenaikan tekanan uap yang terjadi dapat digunakan untuk mengukur suhu menggunakan pressure gauge yang terkalibrasi.
2.
Expansion Properties
Sebagian besar material di alam ini memiliki sifat yang akan berekspansi (memuai) apabila terjadi kenaikan temperatur di lingkungan sekitarnya. Besar ekspansi yang terjadi berbanding lurus dengan kenaikan temperatur yang terjadi. Sifat ini dapat digunakan sebagai alat ukur suhu selanjutnya.
Gas. Pemuaian pada gas dijabarkan kedalam rumusan berikut
Sebagian besar material di alam ini memiliki sifat yang akan berekspansi (memuai) apabila terjadi kenaikan temperatur di lingkungan sekitarnya. Besar ekspansi yang terjadi berbanding lurus dengan kenaikan temperatur yang terjadi. Sifat ini dapat digunakan sebagai alat ukur suhu selanjutnya.
Gas. Pemuaian pada gas dijabarkan kedalam rumusan berikut
Pvm = R x T
Dimana P
= tekanan absolut (lb/ft2); vm = volume (ft3/mole gas); R = konstanta gas (1545 ft lb/mole); T
= temperatur absolut (R=oF + 460).
Nitrogen
menjadi gas yang paling umum digunakan untuk termometer yang menggunakan
prinsip kerja ekspansi ini. Nitrogen dapat digunakan dalam rentang suhu -129 sampai 538oC.
Konstruksi dari temperatur ini persis sama dengan termometer vapour
pressure, hanya saja media kerjanya yang diganti dengan gas
nitrogen. Pemuaian dari gas nitrogen yang dipanaskan meningkatkan tekanan
sistem dan mengaktuasi indikator temperatur.
Liquid.
Pemuaian zat cair dapat digunakan sebagai termometer dengan jalan menggunakan
bulb dan pipa kapiler. Pada termometer jenis ini bulb dan pipa kapiler diisi
penuh dengan cairan dan dikalibrasi dengan menggunakan pressure
gauge. Salah satu jenis zat yang paling umum digunakan untuk
termometer jenis ini adalah mercury, yang dapat bekerja pada renta suhu -40
hingga 538oC.
Termometer
jenis liquid ini sangat simpel, murah, dapat langsung dibaca, dan bersifat
portabel. Namun termometer ini memiliki ketelitian yang rendah. Termometer
jenis ini dengan bulb yang tidak terlindungi apapun, hanya cocok untuk
digunakan di lingkungan laboratorium saja dan tidak untuk di lingkungan
industri berat. Untuk penggunaan di dunia industri, dibutuhkan sedikit
modifikasi dengan penggunaan pelindung metal pada sisi bulb termometer. Namun
hal ini menjadikan termometer ini lebih lambat untuk merespon terjadinya
perubahan suhu dalam rentan waktu yang pendek.
Solid.
Termometer tipe selanjutnya yang menggunakan prinsip kerja pemuaian adalah pada
benda padat. Tipe ini menggunakan media kerja logam bimetal. Logam bimetal
adalah logam tipis dari dua jenis logam yang memiliki koefisien pemuaian
berbeda, dan digabungkan menjadi satu. Pada saat terjadi perubahan panas, logam
bimetal ini akan melengkung karena adanya perbedaan koefisien pemuaian antara
kedua logam tadi. Prinsip inilah yang dapat digunakan sebagai alat ukur
temperatur.
3.
Sifat
Radiasi Material
Tipe termometer selanjutnya adalah yang menggunakan sifat radiatif dari suatu benda. Setiap benda padat akan memancarkan radiasi semakin tinggi apabila dia berada dalam temperatur yang semakin panas. Prinsip ini sesuai dengan persamaan Stefan-Boltzman berikut:
Tipe termometer selanjutnya adalah yang menggunakan sifat radiatif dari suatu benda. Setiap benda padat akan memancarkan radiasi semakin tinggi apabila dia berada dalam temperatur yang semakin panas. Prinsip ini sesuai dengan persamaan Stefan-Boltzman berikut:
q/S = σ ε T4
Dimana:
q = energi radiasi tiap satuan waktu
(Btu/h)
S = luas area permukaan (ft2)
σ = konstanta Stefan-Boltzman (1,71×10-9 Btu/h ft2 R4)
ε = emisivitas permukaan
T = temperatur absolut (R)
S = luas area permukaan (ft2)
σ = konstanta Stefan-Boltzman (1,71×10-9 Btu/h ft2 R4)
ε = emisivitas permukaan
T = temperatur absolut (R)
Logam panas dapat kita
jadikan ilustrasi untuk memudahkan kita memahami metode pengukuran temperatur
ini. Logam panas memancarkan warna yang berbeda-beda di setiap tingkatan
temperatur. Secara garis besar adalah sebagai berikut:
Dark red
|
1000oF (538oC)
|
Medium
cherry red
|
1250oF (677oC)
|
Orange
|
1650oF (899oC)
|
Yellow
|
1850oF (1010oC)
|
White
|
2200oF (1204oC)
|
Prinsip Kerja Pyrometer Optik
Pyrometer optik sangat cocok digunakan untuk mengukur logam panas, karena jika alat ini dikalibrasi dengan
baik ia akan sangat sempurna mengukur temperatur logam di atas 1500oF (816oC). Sehingga alat ini sangat ideal untuk digunakan pada industri-industri yang melibatkan proses pemanasan logam seperti boiler, perlakuan panas untuk logam, dan lain sebagainya. Namun pyrometer optik tidak cocok jika digunakan untuk mengukur temperatur gas, karena gas panas tidak memancarkan radiasi secara kasat mata.
4.
Electrical
Properties
Alat
ukur temperatur yang paling banyak digunakan di dunia industri adalah yang
menggunakan sifat elektris. Sifat elektris suatu logam akan berubah jika
temperaturnya berubah, prinsip ini dapat digunakan untuk mengukur temperatur
sebuah logam. Ada dua jenis alat ukur temperatur yang menggunakan prinsip
elektris ini, yakni thermocouple dan termometer electrical
resistance.
a.
Thermocouple.
Alat ini tersusun atas dua konduktor listrik dari material yang berbeda yang
dirangkai membentuk sebuah rangkaian listrik. Jika salah satu dari konduktor
tersebut dijaga pada temperatur yang lebih tinggi daripada konduktor lainnya
sehingga ada diferensial temperatur, maka akan timbul efek termoelektris yang
menghasilkan tegangan listrik. Besar tegangan listrik yang terbentuk tergantung
dari jenis material konduktor yang digunakan, serta besar perbedaan temperatur
antara dua konduktor tersebut.
Prinsip
Kerja Thermocouple
Thermocouple memiliki kelebihan seperti harganya yang murah, mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi sistem, awet, serta sederhana namun sangat responsif. Alat ini juga memungkinkan untuk mensentralisasi pembacaan temperatur, sehingga sejumlah thermocouple yang tersebar di beberapa tempat, hasil pembacaannya dapat diletakkan pada satu tempat tertentu. Thermocouple menjadi satu alat ukur yang paling banyak diterapkan di dunia industri terutama di pembangkit-pembangkit tenaga listrik.
b.
Termometer Tahanan. Termometer tahanan dapat membaca temperatur di antara -240 hingga 982oC, tergantung dari tahanan listrik logam yang muncul seiring adanya peningkatan temperatur logam tersebut. Termometer ini menggunakan prinsip jembatan Wheatstone untuk menciptakan rangkaian tahanan listrik.
Termometer Tahanan. Termometer tahanan dapat membaca temperatur di antara -240 hingga 982oC, tergantung dari tahanan listrik logam yang muncul seiring adanya peningkatan temperatur logam tersebut. Termometer ini menggunakan prinsip jembatan Wheatstone untuk menciptakan rangkaian tahanan listrik.
Prinsip Kerja Termometer Tahanan
Termometer tahanan ini memiliki tingkat kepresisian yang sangat baik, akurat, namun tidak dapat digunakan pada temperatur yang tinggi. Hal ini dikarenakan pada temperatur yang tinggi, rangkaian tahanan akan menjadi sangat mudah terkontaminasi oleh logam-logam lain yang akan menempel pada rangkaian tersebut, mengakibatkan pembacaan yang menjadi tidak akurat.