-->
loading...
Cara Kalibrasi Pressure Gauge dan Presure Transmitter






Pressure gauge 


adalah perangkat yang paling banyak dipergunakan untuk mengukur tekanan pada pabrik industri, oleh karen itu dalam artikel ini saya akan menjelaskan cara memeriksa keakuratan pressure gauge atau cara menyetel pressure gauge yang sudah menyimpang, aktivitas ini dalam ilmu instrumentasi di kenal dengan istilah Kalibrasi.
Langkah-langkah kalibrasi pressure gauge
  1. Persiapkan alat-alat untuk kalibrasi diantaranya,
      • – Kunci inggris, – Obeng,
        • – Puller (alat untuk mencabut jarum pressure gauge)
          • – Strap band (alat untuk membuka kaca pressure gauge)
          • – Kalibrator misalnya Dead Weight Tester atau Dead Weight Gauge
          • – Spidol permanent, kertas dan ballpen.





2. Pasangkan pressure gauge pada kalibrator, dibawah ini adalah gambar Dead Weight Gauge sebagai kalibrator
  • Pressure gauge standar
  • Pressure gauge yang dikalibrasi
  • Tabung oli
  • Valve Pengatur tekanan halus
  • Manifold pengencang pressure gauge
  • Valve
  • Piston pengatur tekanan kasar
3. Lepaskan kaca pressure gauge, dengan memakai strap band
4. Dengan menggunakan spidol beri tanda pada casing sesuai angka angka yang tertera pada skala, karena piringan skala nantinya akan dilepas pada waktu kalibrasi
5. Lepaskan jarum dengan menggunakan puller.
6. Siapkan kertas dan ballpen untuk mencatat nilai-nilai yang diperoleh sepanjang kalibrasi. Catat range pressure gauge, misalnya nilai range bawah 0 Bar, nilai range bawah ini biasa juga disebut titik zero, lalu catat nilai range atas misalnya 25Bar.
7. Kalibrasi dimulai dengan memeriksa kondisi pressure gauge ketika tidak di beri tekanan, jarum harus menunjukkan angka nol (range bawah).
8. Naikkan tekanan pada kalibrator hingga mencapai tekanan range atas yaitu 25 Bar.
9. Amati posisi jarum pressure gauge, harus menunjuk tepat pada angka 25, jika tidak setel dengan menggeser posisi baud span adjuster.
10. Kemudian turunkan tekanan kalibrator sampai menjadi 0 Bar, pada kondisi ini jarum pressure gauge harus menjunjuk angka 0, jika tidak , cabut jarum dengan menggunakan puller lalu pasang kembali jarum dengan menempatkannya pada possisi 0 ( nol).
11. Ulangi langkah 8 , 9, 10 hingga posisi jarum menunjuk pada angka yang sama dengan besarnya tekanan kalibrator.
12. Setelah kondisi jarum pada tekanan nol dan pada tekanan range atas sesuai dengan besarnya tekanan kalibrator , langkah berikutnya adalah memeriksa linearitas, caranya yaitu dengan menaikkan tekanan kalibrator per 25% lalu membandingkannya dengan posisi jarum pressure gauge jika sudah sesuai maka langkah kalibrasi selesai, jika ada penyimpangan atau penunjukkan pressure gauge tidak linear misalnya pada saat tekanan kalibrator 12,5 Bar lalu pressure gauge menunjuk angka 13,5 berarti telah terjadi penurunan kualitas bagian dalam pressure gauge seperti bourdon flexsibilitasnya sudah tidak merata, untuk kasus seperti ini maka pressure gauge sudah tidak layak pakai lagi.


Suatu alat ukur akan mengalami drift atau pergeseran hasil pengukuran dalam selang waktu tertentu dikarenakan penggunaan dan kondisi lingkungan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap inspeksi keadaan pada suatu sistem. Kalibrasi adalah proses verifikasi suatu alat ukur dengan cara membandingkan dengan alat ukur standar referensi yang tertelusur (traceable) ke standar nasional.

Manfaat Kalibrasi :

  • Mengetahui penyimpangan alat ukur
  • Menjamin hasil pengukuran
  • Mendukung sistem mutu yang diterapkan
Kalibrasi pada dasarnya adalah proses membandingkan unit under test (UUT) dengan standar yang tertelusur. Apa itu tertelusur ? ketertelusuran pengukuran adalah kemampuan dari hasil ukur secara individu untuk dihubungkan ke standar nasional atau internasional untuk satuan ukuran dan / sistem pengukuran yang disahkan secara nasional meaupun internasional melalui suatu perbandingan tak terputus.
Jika kita cermati dalam suatu hasil laporan atau sertifikat kalibrasi maka ada 2 hal yang kita dapatkan yaitu koreksi dan ketidakpastian pengukuran. Nilai koreski tersebut menunjukkan adanya akurasi yaitu kedekatan dengan nilai yang sesungguhnya. Sedangkan nilai ketidakpastian merupakan rentang dimana pengukuran tersebut mempunyai nilai benar.
Dalam suatu industri atau perusahaan yang memproduksi atau menghasilkan barang tentunya mereka mempunyai spesifikasi atau batas atas dan batas bawah, dimana jika batas tersebut terlampau maka barang tersebut dikatakan reject atatu tidak masuk standar, dan kesemuanya itu berawal dari pengukuran. Kita bisa bayangkan jika alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tersebut tidak benar, maka dampaknya produk yang kita hasilkan juga tidak bagus.

LihatTutupKomentar
loading...