Sedikit bosan dengan materi Instrumentasi, kali ini saya akan mencoba menulis mengenai pekerjaan Drilling/Work Over. Salah satu step penting dalam pekerjaan ini adalah cementing/penyemenan. Penyemenan pada
sumur minyak, gas ataupun panas bumi adalah salah satubagian yang sangat
penting. Karena menentukan juga berhasil atau tidaknya suatu sumur sampai pada
saat produksi. Kegagalan dalam suatu penyemenan merupakan kerugian yang sangat
besar, baik kerugian material, waktu maupun biaya.
Penyemenan dapat
dikatakan berhasil baik, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
-
Terdapatnya kolom semen yang cukup pada selang kedalaman
yang telah ditentukan.
-
Casing terletak sentris ditengah-tengah lubang sumur
-
Mutu ikatan semen yang baik terhadap casing maupun lubang
sumur
-
Pemilihan semen dan additive yang sesuai dengan kedalaman
serta sifat-sifat formasi.
Penyebab
kegagalan penyemenan biasanya adalah karena mekanisme penyemenan yang tidak
sempurna sehingga mengakibatkan kolom sampai tertinggal didalam semen setelah
selesai penyemenan.
Kolom lumpur ini
selain akan merusak ikatan semen yang terkontaminasi oleh lumpur juga akan
menimbulkan channeling atau mikro annulus yang dapat menghubungkan lapisan
produktif yang lain yang tidak diinginkan pada saat sumur diproduksi.
Pada penyemenan
sumur minyak dan gas dibagi dalam dua kelompok yaitu Primary Cementing dan
Secondary Cementing.
Fungsi
dari Primary cementing adalah sebagai berikut :
-
Melekatkan casing dengan formasi
-
Melindungi casing dari karat
-
Mencegah hubungan formasi-formasi dibelakang casing
-
Melindungi casing dari tekanan formasi
-
Menutup zone-zone atau formasi-formasi yang membahayakan
operasi pemboran selanjutnya.
Adapun fungsi
dari secondary cementing adalah sebagai berikut :
-
Memperbaiki primary cementing yang tidak baik
-
Memperbaiki casing yang bocor
-
Menutup lubang perforasi yang salah
-
Menutup lubang terbuka yang tidak diinginkan
-
Sebagai landasan bagi peralatan pembelokan lubang.
Dengan adanya
semen di annulus yang mengikat antara casing dengan dinding lubang maka casing
akan duduk dengan kuatnya dan tidak goyah.
Pada umumnya
cairan formasi bersifat korosif, sehingga apabila bersentuhan langsung dengan
badan casing akan berkarat, cepat rusak dan bocor. Dengan adanya semen di
annulus maka cairan formasi tidak berhubungan dengan casing karena tersekat.
Oleh karena itu caisng akan lebih awet ditempatnya.
Sifat – sifat
dari bubur semen yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi formasi yang akan
disemen, agar hasil penyemenan sesuai dengan yang diinginkan.
Bubuk Semen
Bubuk
semen biasanya dikemas dalam karung atau sack berat 1 (satu) sack semen pada
umumnya 94 lb. Sedangkan berat jenis bubuk semen 3,15 gr/cc. Bubuk semen yang
digunakan pada penyemenan Migas atau pabum berbeda dengan semen yang digunakan
untuk bangunan Amarican Pertroleum Institute (API) telah menstandarisasi bubuk
semen yang digunakan untuk penyemenan sumur Migas dan Pabum.
Komponen
Bubuk Semen
Bubuk
semen terdiri dari beberapa komponen, komponen-komponen tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Tricalsium Silicate (3 Ca O Si O2)
kodenya C3 S
-
Merupakan komponen yang memberikan strength yang besar
- Memberikan kenaikan strength yang cepat, terutama pada
saat pertama penempatan semen.
b) Di
calcium silicate (2 Ca O Si O2), kodenya C2 S komponen
ini tidak tahan terhadap sulfat. Sulfat merupakan cairan formasi yang bersifat
korosif, dapat menyebabkan casing berkarat.
c) Tricalsium
Aluminate (3 Ca O Al2 O3), kodenya C3 A
Komponen
ini tidak tahan terhadap sulfat. Semen yang mempunyai prosentase Tricalcium
alluminate besar akan berakibat lemah jika kurang sulfat. Oleh karena itu
Tricalsium Alluminate yang dicampurkan tidak boleh lebih dari 3%.
d) Tetra
Calcium Aluminate Territe (4 Ca O Al2 O3 Fe2 O3),
kodenya C4 AF. Komponen ini memberikan panas hidrasi rendah.
Klasifikasi Bubuk
Semen
American
petroleum institute (API) telah menstandarisasi bubuk semen yang digunakan
untuk Migas dan Pabum yaitu sebagai berikut :
1. Semen klas A
-
Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft
-
Sama dengan semen untuk bangunan
2. Semen klas B
-
Dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft
-
Tahan terhadap sulfat
3. Semen klas C
-
Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft
-
Tahan terhadap sulfat untuk tingkat moderat sampai tinggi
4. Semen klas D
-
Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft s/d
1000 ft
-
Untuk temperatur formasi yang medium sampai tinggi
-
Tersedia untuk semen yang tidak tahan sulfat dan yang tahan
terhadap sulfat dari tingkat menengah sampai tinggi.
5. Semen klas E
-
Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft s/d
14000 ft
-
Untuk temperatur dan tekanan tinggi
-
Tersedia untuk semen yang tidak tahan sulfat dan yang
tahan terhadap sulfat dari tingkat menengah sampai tinggi
6. Semen klas F
-
Digunakan paa kedalaman 10.000 ft s/d 16.000 ft
-
Untuk temperatur dan tekanan tinggi
7. Semen klas G
-
Digunakan pada kedalaman 8.000 ft
8. Semen klas H
-
Semen klas H juga merupakan semen dasar, tersedia untuk
jenis yang tahan terhadap sulfur untuk tingkat menengah.
Semen klas A
sampai dengan klas F merupakan semen yang tidak dapat ditambahkan dengan bahan
additive dalam penggunannya. Sedangkan untuk klas G dah H dapat ditambahkan
bahan additive bila diperlukan agar sesuai dengan sifat-sifat formasi yang akan
disemen.